Di tengah kota, tepatnya di komplek rumah elit, sedang diadakan pesta
kelulusan untuk seorang gadis yang begitu di kagumi banyak orang. Gadis
sini bernama Tatiana, baru saja menyadang sebuah gelar baru, menjadi
seorang master sastra dan bahasa. ia hidup dikelilingi gemerlap harta
dan kasih sayang juga teman teman yang rela bermuka dua.
semua
orang berpesta, semua orang gembira, musik yang memenuhi ruangan,
makanan yang berjajar rapi di meja hidang, serta minuman plus bartender
tampan yang mengisi mini bar di ruang tamu, sedang T begitu disapa, memandang langit dengan secangir bir dingin di balkon rumahnya.
seorang
pria menghampirinya, duduk tepat di sebelahnya, tersenyum dan
bertanya “Apa yang lakukan disini?” . Tatian membalas senyum pria yang
bernama Paulus itu dengan sangat mempesona, “Hanya memandang langit dan
menikmati kemenanganku, mungkin ibu ku menyaksikanku dari atas sana”
Paul mendongakkan kepalanya, sedang tangannya meraba perlahan lengan
sang gadis cantik yang tepat berada di sampingnya. Tatian menoleh terkejut
dan menarik tangannya. “I.. I.. I'm sorry T.. Sorry” Paul meminta maaf dengan
cepat. “Im okay” Tatian membalas dengan senyumnya, lalu meninggalkan
balkon dan bergabung dengan teman temannya di bawah sana, menari
menikmati lantunan musik.
Sementara Paul yang kikuk karena kesalahannya, lebih memilih menghabiskan birnya dan menonton dari atas.
"Hey.. T ... " Seorang gadis melambaikan tangannya, rambutnya pendek sebahu, mengenakan mini dress pink yang membuat kulit putih nya bersinar hampir mengalahkan sinar rembulan. Tatian melambaikan tangannya dan tersenyum. Mona, Gadis yang sampai saat ini masih murni menjadi sahabat Tatiana. Karena bagi Tatiana, hanya Mona yang ia miliki, ketika ayahnya yang brengsek itu menikah dengan adik dari ibu nya setelah ia meninggal. Dan, kadang Mona tinggal dirumah yang besar ini.
"Let me introduce my next mistake" Mona tertawa geli sambil memperkenalkan kekasihnya "Kirk" kata seorang pria tampan bertubuh atletis yang mengenakan kemeja marah maroon dan jeans hitam itu. "Just call me T" Mereka berjabat tangan, "Enjoy the party honey" Lanjut Tatiana dan meninggalkan sepasang kekasih itu.
Ia naik ke kamarnya, meletakan gelas birnya di meja rias nya dan duduk menatap cermin "I wish you were here" ia memejamkan matanya berharap ketika ia membuka mata, seseorang yang ia tunggu berada tepat disampingnya. ia menghitung dalam hati sampai 3, perlahan membuka mata, dan ia tidak melihat seorang pu n berada disini. Ia beranjak dari meja rias menuju ranjang nya, membanting diri disana, merentangkan kedua tangannya sambil menatap langit langit kamarnya, dalam hatinya ia berharap pria itu ada disini.
dia memejamkan matanya sekali lagi dan berkata dengan nada sedikit ragu "I really wish you were here" lalu menghela nafas. "Your wish is my command" suara yang tak asing mengagetkannya, ia membuka mata dan melihat asal suara itu, ia tersenyum melihat seorang pria bertubuh atletis mengenakan kemeja putih itu menyilangkan kedua tangannya di dada, bersandar di pintu. Pria itu menghampiri Tatiana perlahan, Tatiana tersenyum sangat senang, ia memeluk erat pria yang bernama Marcus itu, menghirup dalam aroma parfume khas pria itu. "Do you miss me T ?" Kata Marcus ditengah peluk rindunya, "Of course, I miss you till I cant feel my heart beat" Tatiana menggoda. mereka berdua tertawa, melepas rindu. "Marcus, bagaimana soal vivian?" Pertanyaan Tatiana membuat pelukan rindu itu merenggang perlahan, "Vivian?" Marcus menghela nafas sejenak dan duduk di pinggir ranjang, "Dia baik baik saja, kurasa ia belum tau apa apa" lanjutnya. Tatiana tersenyum sangat getir dan duduk tepat di samping pria yang bisa dibilang kekasihnya. "Listen, Sweetheart.. Everything will be okay, I'll talk to Vivian later" Marcus memegang tangan Tatiana dan mengusap rambutnya, menenangkan kekasihnya yang amat sangat khawatir tentang Vivian, Tatiana hanya menundukan kepalanya dan berkata "Oke", Jemari Marcus berpindah kedagu sang gadis, membuat gadis itu mau tak mau menatapnya, perlahan ia mendekatkan wajahnya, sangat dekat, amat sangat dekat sampai debar jantung Tatiana terdengar begitu kencang, ada sesuatu yang hangat dan lembut juga lembab mendarat di bibir gadis itu. Mereka larut dalam kerinduan yang cukup membingungkan, mereka terjebak dalam hubungan yang sulit dijelaskan pada siapapun. Perlahan jemari lentik Tatiana meraba lengan pria itu, meraba wajah pria yang ia cintai, nafasnya semakin berat, ia melenguh beberapa kali. Menaruh kedua tangannya tepat di dada Marcus, mendorong Marcus menjauh.
"Whats wrong?" Marcus bertanya heran, "Bukan ini, sayang... bukan seperti ini" Tatiana beranjak mendekati jendela melihat riuh teman temannya dalam pesta. "Tatiana... sayangku ... semuanya akan sangat baik baik saja" Marcus melingkarkan tangannya dipinggang Tatiana, memeluknya dari belakang, mencium tenguk Tatiana dan berbisik dengan suara yang sangat lembut "Trust me honey, everything is under control.. nothing can happen to us" Marcus mencium bahu Tatiana, Tatiana berbalik dan mencium Marcus, kali ini dengan perasaan yang sangat mendalam. Mereka tenggelam, saling meraba, sampai akhirnya mereka berada dalam kendali sang iblis yang menjelma menjadi cinta di lubuk hati masing masing.
Jam weker itu berdering sangat nyaring, memaksa Tatiana membuka kedua matanya dan melihat pria yang ia cintai masih tertidur tepat disampingnya. Ia tersenyum dan mencium kening Marcus. Marcus membuka kedua matanya dengan sangat berat "Hmm.. good morning honey" Ia menyapa gadisnya, dan merangkulnya membuat Tatiana berada dalam peluknya. "I love you" lanjutnya sambil mengecup kepala Tatiana "Im on the same feels" Balas Tatiana. "Oh My God !!!" Tatiana terperanjat kaget teringat sesuatu .. "Kenapa sayang?" Tanya Marcus yang juga terkejut karenanya "Hari ini kelas Vivian jam 8!!" Tatiana melihat jam wekernya dan setengah berlari ke kamar mandi, mencuci muka, berganti baju dan menyemprotkan prafume kesukaannya keseluruh tubuh. tanpa make up dan mandi, Tatiana kini sudah siap. Marcus yang melihat Tatiana tergesa gesa hanya tertawa kecil, "Wow.. wow.. calm down sweety, I'll take you there" Kata Marcus menghampiri Tatiana dan mengecup keningnya. Mereka menuruni tangga dan melihat kekacauan yang diperbuat seluruh temannya "Aku akan sewa asisten rumah tangga" Kata Tatiana, Marcus hanya tertawa. Mereka masuk kedalam sebuah mercedes berwarna hitam mengkilat yang seperti baru saja keluar dari car wash. Mereka melaju membelah kemacetan, sepanjang jalan Marcus hanya menggenggam lengan Tatiana, sesekali ia memindahkan lengannya mengendalikan gigi mobil dan meletakan tangannya di atas tangan Tatiana. "I love you" Kata Marcus sambil mengecup tangan Tatiana. Tatiana hanya tersenyum.
15 menit kemudian,
Tatiana tiba di kampus, membuka pintu mobil, menurunkan kakinya . "Hey" Marcus menahannya, Tatiana menoleh menatap Marcus yang sedang tersenyum sangat tampan "Honey, aku sudah sangat terlambat" . "Everything will be alright" Kata Marcus, Tatiana menarik kakinya naik dna mendekatkan wajahnya ke wajah Marcus "I know baby" katanya seraya menciumnya.
Kini Tatiana benar benar berada di luar mobil dan melambaikan tangannya, Marcus menghilang di antara belokan kampus, Tatiana menghela nafas, dan merapikan baju lalu masuk ke kelas History Of Literature.
"Good morning class" Tatiana membuka kelas dan mulai mengajar.
1 jam kemudian,
"That all for today, thank you, you may leave the class" Tatiana merapikan beberapa berkas materi dan membawanya ke ruang dosen. ia mengisi absen, berpamitan pada beberapa dosen jaga, karena hari ini Tatiana hanya mengajar di satu kelas.
Tatiana berdiri di depan gerbang kampus, mencari ponselnya, bermaksud ingin menghubungi taxi untuk menjemputnya. "Miss.. What are you doing?" Suara seorang gadis yang tak asing. Vivian.
Tatiana menoleh ke arah suara "Im waiting for taxi" lalu tersenyum menyembunyikan rasa bersalahnya. Tak lama setelah itu, sebuah Mercedes parkir tepat di depan mereka, Seorang pria di kemudi menurunkan kaca dan tersenyum. "Ikut miss? rumah kita searah kan." Vivian bertanya dan membukakan pintu untuk Tatiana. Dengan ragu Tatiana masuk kedalam mobil, duduk di kursi belakang "Thank you Vi" Suara Tatiana bergetar, "Anytime miss" Vivian menoleh kekursi belakang dan tersenyum.
Mereka sampai di depan gerbang rumah Tatiana.
"Thank you" Tatiana melambaikan tangannya, melihat Vivian sudah menghilang dari hadapannya, ia masuk kedalam rumah dan mendapati rumahnya sudah sangat bersih, dan ada seorang wanita paruh baya yang sedang membersihkan pegangan tangga. Belum sempat ia bertanya, ia menemukan seikat mawar hijau di atas meja telfon diruang tamu dan terdapat kartu ucapan yang berisi "I hired a maid, her name is Mia. I love you" Tatiana menggeleng dan tersenyum. Ia menghampiri asisten rumah tangga nya, dan memperkenalkan diri. "Panggil aku miss T saja bu Mia" Setelah itu Tatiana naik kekamarnya, melepaskan seluruh atribut yang menempel pada dirinya. Tatiana menenggelamkan diri di dalam bathtub yang berisi air hangat, mencoba melepaskan penat dengan berendam air hangat denga tetesan minyak aroma terapi kesukaannya. ia memejamkan mata, memutar isi kepala mencari cara untuk mengakhiri semua yang ia mulai.
Ia bertemu Marcus, ketika pertemuan orang tua siswa untuk mencari donatur, yang akan membiayai beberapa acara kegiatan kampus. Marcus adalah seorang pria dengan tingkat kesuksesan yang bisa dibilang sangat cemerlang, ia menjadi donatur terbesar untuk beberapa kebutuhan kampus, dan semakin sering bertemu dengan Tatiana.
Awalnya mereka hanya bertemu untuk membicarakan dana acara acara dan kepentingan kampus, namun semakin sering mereka bertemu, semakin sering mereka berbagi dan akhirnya mereka saling mencintai.
Tatiana menjalin hubungan ini bukan untuk main main, begitu juga dengan Marcus.
Masalah utama mereka adalah anak gadis Marcus yang beda 8 tahun dengan Tatiana, yang kelak akan menjadi seorang ibu tiri.
"Miss T" Mia terdengar mengetuk pintu, "Ya..... " Tatiana membuka matanya, dan beranjak dari bathtub nya mengambil sebuah handuk dan melilitkannya ke tubuh dan membukakan pintu. "Ada apa bu?" Mia memberikan sebuah telfon rumah kepada Tatiana, Mia berkata tanpa suara "Pak Marcus" Tatiana hanya memberi isyarat dengan membentuk huruf O dengan ibu jari dan telunjuknya.
"Yes sweetheart..?" Sapa Tatiana
"20 menit lagi aku tiba dirumahmu.Love you" Kata pria disana lalu menutup telfonnya, Tatiana heran namun segera bersiap menunggu kekasihnya tiba.
setelah bersiap, Tatiana menuruni tangga, berniat mencari Mia dan memintanya untuk menyiapkan makan malam. Namu, belum sempat ia bertemu dengan Mia, ia sudah melihat meja makan yang tertata rapi dengan makan makanan yang terlihat sangat enak. "Mia, kamu yang masak ?" Tatiana bertanya dengan nada suara yang terkagum kagum. "Pak Marcus, tadi siang yang minta saya untuk siapkan makan malam special hari ini" Kata Mia ramah. "Oh thank you so much Mia, you are my angel" Tatiana memeluk Mia lalu mereka berdua tertawa kecil. Lalu ia melirik kearah jam dinding yang tegantung di ruang tamu. Tatiana menajamkan pendengarannya, terdengar deru mesin mobil yang mendekat. ia berlari kecil ke arah jendela, membuka sedikit gordennya memastika bahwa yang datang adalah yang ia nanti nanti. Benar saja, Mercedes hitam yang tadi pagi mengantarnya ke kampus, kini sudah terparkir di halaman rumahnya. Tatianan membuka pintu rumah dan menyambutnya dengan sangat gembira. Ia tersenyum lebar, namun senyuman itu menghilang ketika ia melihat bayangan seorang gadis disebelah kursi kemudi, Marcus keluar dan tersenyum. kali ini senyumnya tidak semenarik biasanya, senyum itu menyembunyikan sesuatu. Seorang gadis dengan long dress merah keluar dan tersenyum sangat cantik.
"Vivian" Gumamnya dalam hati. "Hallo Miss..Kenapa mengundang kami ke acara makan malam?" Vivian bertanya. Tatiana yang tidak tau-menau tentang semua kejutan yang membuatnya ingin mati saat ini , hanya tersenyum dan berkata "I'll tell you after eat, I'm starving" Lalu tertawa kecil dan mempersilahkan Vivian dan Marcus masuk. Vivian disambut oleh Mia dan mempersilahkan Vivian untuk duduk,
Sementara Marcus dan Tatiana masih diluar "What are you doing??!!" Tatiana berbisik dengan nada yang sangat kesal. "Its time to tell her the truth". "Lets eat honey, Im starving" lanjut Marcus dengan sedikit berbisik. Mereka berdua masuk dan duduk di meja makan, mereka makan dengan perasaan yang sangat tidak nyaman. "Ok.. Vi .. I want to tell you something" Marcus membuka pembicaraan, Tatiana merasa sangat khawatir dan sedikit menendang kaki Marcus, Marcus menggenggam tangan Tatiana dari bawah meja. "ok, go on" Vivian menghentikan makannya dan menyimak perkataan yang akan di katakan oleh Marcus. "Actually, I dont know how to start this story. However, you need to know is about the love that never know the age and status" Marcus memulai pembicaraan dengan sangat kikuk, Tatiana hanya semakin mempererat genggamannya.
"What? what are you talking about? Of course I know about the theory like that" Kata Vivian merasa bingung "What exactly you want to say?" lanjut Vivian semakin heran. "Easy Darling..I .. actually know what your dad trying to say" Tatiana mencoba masuk dalam percakapan yang membuat jantungnya berdebar seperti genderang perang dunia. "Oke.. I told you Miss T.. I really underst........... " "I love your Father" Tatiana memotong perkataan Vivian. Vivian terdiam sejenak, Marcus berdiri dan menghampiri kursi Vivian, dan duduk disebelahnya. "Vi.. I know its hard for you, But honey.. We love eac............" "Dad,
you betrayed my mother .. I hope my mom rise from her grave and strangle you at this time!!!!" Vivian bangkit dari duduknya dan mengambil kunci mobil ayahnya yang terletak di meja makan, dan pergi meninggalkan Ayah dan calon ibu tirinya.
READ MORE - I LOVE YOU(R) FATHER