(Bukan) Surat Cinta

Teruntuk tuan berdasi abu di ujung utara kota hujan ..
Apa kabar? Meski aku tau sebenarnya kau tidak dalam keadaan baik, tapi aku yakin kau akan merasa sempurna..

Tuan, tidak bisakah kau hentikan semua nyeri pada ulu hatiku ?
Atau, sekedar menyumbat mulut kotor mereka yang mencaci aku karena menunggumu sekian lama..

Tuan, bisakah kau hentikan semua masalah yang riuh berkecamuk dikepalaku? Bukankah asalah ini bersumber padamu?

Kau tak pernah tau, bahwa rindu rindu ini terus menggangguku ditengah hening duniaku.. mereka seperti anak anak itik yang belum diberi makan..berisik!
Aku tersiksa, terganggu karena aku sangat merindukanmu..

Ya, merindukanmu yang tak pernah kumiliki..

Tuan, aku disini..  menunggumu yang sebenarnya tak pantas kutunggu..  menantimu yang seharusnya tak perlu kunanti..
Aku disini..  menghabiskan seluruh waktuku .. menunggumu kembali, dengan semua janji..

Bukan,  ini memang bukan surat yang berisi nada cinta yang magis atau ucap rindu romantis..
Aku benci padamu.. pada seluruh cinta yang kau tanam tanpa bisa aku memilikimu..
Aku benci padamu..  pada semua rindu yang tak ternafkahi..

Aku rindu padamu tuan, pada gelak tawamu..  pada guratan senyummu.. juga pada rasa was-was ketika bersamamu..

ya, memang cinta kita adalah kesalahan..  sebuah dosa tanpa doa pengampunan..
Memang benar kita tak pernah bisa bersatu, tapi tuan, kita tak akan pernah terpisah..

Tapi tuan..
Aku lelah menanti sebuah kepastian tentang kita..
Kau masih juga bersamanya, dan masih mencintainya..

Aku lelah.. menjadi bayangmu.. menjadi tempat singgahmu..

Aku lelah tuan... sangat lelah..

Jika kau memang tak pernah bisa kembali..
Minimal, kau perkecil rindu ini atau mungkin kau bisa hentikan aku untuk mencintaimu..

No comments:

Post a Comment