Mentari bersiap diri untuk kembali tidur dan bermimpi..
Awan awan senja berlarian mengikuti angin..
Beberapa rindu melipat rapi diri sendiri dalam lemari..
Sepoy angin menghembuskan wewangi dupa, menyembuhkan jiwa jiwa yang ternoda..
Aku mencintai senja dan jingganya..
Juga mencintai kamu dan lukanya..
Mencintaimu mestinya tak perlu sedingin angin senja..
Mencintaimu tak perlu juga secerah langit senja..
Hanya secara sederhana..
Kau, aku dan dia..
Kurebahkan diri diatas atap menikmati angin meratap mimpi..
Langit jinggaku mendadak buta, intuisi jiwa berakhir nestapa..
Pada desir lara yang terlupa, aku meraba...
Namamu masih terpatri dalam dada..
Menyiksa..
No comments:
Post a Comment