Di Kuta Bali

Langit senja bercakap lembut dengan lembayung di pesisir pantai kuta..
Mereka bicara tentang pria bermata cokelat yang sering memupuk rindu diantara debur ombak..

Aku berdiri disini..
Menikmati bau senja yang hampir habis, sambil sesekali mendengar percakapan mereka.. 

Katanya, rindu sudah lama kau semai dilautan..  namun kau tak jua mendapat hasil apapun..

Ini aku, disini mencarimu.. disini menhampirimu..

Mentari semakin mengurangi sinarnya..  kini bulan dan beberapa bintang siap menggantikan posisinya.. 

Aku masih disini..  menanti pria bermata cokelat yang mereka bilang sering berdiri disini menyemai rindu..

Aku berdiri disini, diatas pasir pantai bersama seribu luka lara.. 
Sesekali aku mendengar rembulan berbisik pada beberapa bintang..

Katanya, sungguh percuma aku kemari.. kau tak akan lagi menyemai rindu dipantai kuta..

Dingin angin laut, debur ombak yang kian gemuruh..  memaksa aku melangkah mundur menjauh dan pergi..
Namun rindu, terlalu besar untuk aku tinggalkan..

Semilir angin menyebutkan namamu.. begitu jelas ditelingaku..

Aku memutar pengelihatan, menerka sosok pria diujung sana adalah kau..

Lagi semilir angin meneriakan namamu...
Seperti terhipnotis, kaki ini berjalan semakin cepat menghampiri sosok pria disana ..

Aku menemukanmu...
Pria bermata cokelat pemilik segala rindu..

Aku menemukanmu..

1 comment: