Ruang Nostalgia


Terjebak diruang waktu yang bagiku adalah salah, menanti hal yang bagi mereka tidak begitu pantas untuk ditunggu. Kesetiaan cinta bagiku yang paling agung diantara seluruh yang ada didunia, mengagungkan nama cinta adalah yang bisa aku lakukan sekarang ini. Aku meringkuk diantara simphony kesunyian, menunggu, menanti sampai akhirnya indah pada waktunya, entah kapan.

                Aku pernah bersama satu makhluk ciptaan tuhan yang paling aku cintai, menemaniku kemanapun aku mau, membuat setiap hela dalam nafasku adalah bahagia, membuat setiap desir dalam darahku adalah suka cita. Bertemu denganya bagiku adalah hal terindah.

                Mencintainya bagiku adalah, mencintai setiap inci dari hidupnya, mengingat setiap detail kejadian bersamanya, mengagumi setiap jengkal dari “dunia” nya. Dia mengajarkan aku banyak hal dalam hidup, dia pernah mengajarkanku kesabaran yang teramat berharga, ia membuat aku memahami arti dari sebuah kesabaran yang memakan waktu lama, aku memahami sebuah masa depan dibalik kenangan yang aku jalani pada waktu itu. Aku mencintainya.

                Ada sebuah masa, dimana aku menjadi sangat gila karena mencintainya, sekaligus gila karena aku pernah kehilangannya. Tapi kegilaan kegilaan itu dapat aku lewati.

                Aku mencintai setiap detik waktu bersamanya, diwaktu makan bersama, diwaktu menikmati senja berdua, diwaktu yang salah sekalipun aku tepat mencintainya. Aku mencintainya sekarang, sebab besok terlalu lamban sedang kemarin terlalu cepat.

                Satu senja yang sama ketika hujan dikotaku ini, kupejamkan mata dan mengingat setiap detail yang terjadi kala itu. Menghirup aroma parfume kesayangannya, mendengar decit sepatu yang ia pakai, mengingat tiap kali matanya berkedip, merasakan ia ada disini. Dan saat aku membuka mata, semua hilang....

1 comment: