Cinderalla


            Aku ada rahasia, ku ceritakan padamu tapi berjanjilah untuk tidak membocorkan rahasiaku pada siapapun! Berjanjilah!!

            27 April menjelang malam
Aku baru saja menginjakan kaki di tanah parahyangan., dingin. Perjalananku kesini tidak terlalu mulus, banyak goncangan yang membuatku sangat mual, belum lagi sakit kepalaku yang tak tertahan. Aku berada di tanah sunda, bukan tanpa alasan. Alasanku kemari adalah untuk menemui seseorang yang membuatku setengah gila merindu. Takkan kusebutkan namanya, karena sudah tertulis di beberapa tulisan lalu.

            Ada banyak janji yang harus ditepati, ada banyak tempat yang harus dikunjungi. Tapi semuanya tak berjalan sesuai rencana, kau tau kenapa? Karena “kekasih” ku berada disampingku, menemani aku berlibur di tanah ini.

            Kupersingkat ceritanya, aku dan kekasihku berpisah ditengah tengah, kubilang harus menemui beberapa kerabat, dan akan menyusulnya nanti sedikit lebih malam. Aku berniat menemui pria yang menjadi alasannku kesini, kami bertemu di persimpangan jalanan kota yang lumayan padat.
            Kami habiskan setengah malam, berdua, menikmati angin kota malam yang sebenarnya bisa saja membuatku sakit, juga pijaran lampu kota yang selalu membuatku bahagia. Dan pria ini disampingku, memelukku (lagi) , membuat aku merasa memilikinya. Sesaat.
            Ironis, aku menemui pria yang mencuri setengah kewarasanku, ditemani pria yang hampir menjadi suamiku. Aku bodoh? Atau memang sangat mencintai pria itu? Kurasa, semua orang bisa melakukan hal bodoh jika sedang jatuh cinta, sangat bodoh mungkin.

            Hampir setahun aku menjadi bayangan pria ini,. Begitu juga dia.
Aku, hanya ingin menjadikanmu satu-satunya pria ku, dan membuatmu menjadikanku satu-satunya wanitamu, yang kau lihat pertama kali kau membuka mata dipagi hari.
Ahh.. jangan hiraukan.. tulisan diatas hanya suara hatiku.

            Bak cinderella, aku meninggalkan pria yang kucinta sekejap mata, memenuhi janjiku pada yang akan menjadi suamiku. Untuk pulang menemuinya.

           

“Teruntuk kamu, kelak aku akan sangat merindukan aroma tubuhmu dipagi hari, atau ciumanmu yang membuyarkan titik normal. Kupastikan akan kembali kesini, nanti. Jika kau sudah melepaskan semua yang menghalangi kita.

No comments:

Post a Comment