Moko


Kita sudah sangat jauh melangkah..
Menjalani 43800 jam yang tidak selalu berakhir dengan senyuman..

Tapi aku selalu punya alasan untuk mencintaimu, lagi..

Ketika aku mulai lemah menghadapimu..
Ketika aku mulai putus asa dengan hubungan ini..
Ketika kita mulai kehabisan waktu..

Kau dengan senyum menawanmu,
mata coklat pekatmu, dan sweater merah maroonmu, mengetuk pintu rumahku..
Tentu saja dengan setangkai mawar hijau kesukaanku..
dan lagi, aku mencintaimu...

Bukit Moko - 90 hari yang lalu..

Kau membawaku kesini..
Menikmati indahnya kota mu dari ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut..
Menikmati gigil udara yang menusuk tulang..

Aku yang payah karena udara dingin, memilih untuk bersembunyi di dalam pelukmu..
Menikmati aroma parfume yang menggoda, juga kerlip lampu kota..

Kau, mencium keningku..
Memelukku erat, dan berkata betapa kamu mencintai aku..

Ketika gigil benar benar membuatku sungguh kewalahan..
Kau, dengan sweater maroonmu berlutut di hadapanku..
Menatapku hangat, menggenggamku erat..

"Maaf, karena terlalu lama.. maaf karena tak punya banyak waktu luang bersama.. maaf karena sering membuatmu menangis, maaf karena memaksamu tetap bertahan.. sesungguhnya, aku mencintaimu, dan sangat ingin membuatmu bahagia.."  lalu sebuah kotak kecil sudah di hadapanku, "Will you marry me?" 

Seperti meriahnya malam tahun baru.. Hatiku pecah, senyumku membuncah...

"Yes.. yes.. yess"  dengan mata berbinar terharu biru.

Setelah 1825 hari bersama, dan saling mencinta..
Kini aku akan menjadi wanita paling bahagia karena memilikimu, utuh..

No comments:

Post a Comment