ALPUKAT


Kau tau buah alpukat? Kulitnya yang mulus hijau, membuat semua yang melihatnya mengira “isi”nya akan sangat enak. Tapi setelah kau belah, rupanya banyak titik hitam dan busuk.

Yaa.. sama seperti sebuah hubungan, sedemikian rupa kau membungkusnya sangat indah, sehingga banyak mata mengira hubungan kalian begitu sempurna. Tapi coba lihat lebih dekat lagi, semakin dekat hingga terlihat tulang sumsum dari hubungan itu sendiri.
Tak sedikit hubungan yang terlihat indah diluar, namun isinya sangat berantakan, seperti yang sedang aku alami sekarang ini. Menikahi pria dari keluarga kaya raya rupanya tak membuat aku merasa bahagia. Ia bukan pria yang mau bekerja keras, sementara aku sudah menjabat sebagai sekretaris direktur salah satu perusahaan ternama di negeri  ini, tentu saja dengan usahaku bertahun-tahun, membuat diriku menjadi karyawan teladan selama bertahun-tahun, juga pendidikan yang kucicip sampai aku menjadi seorang sarjana. “aku sukses” katakanlah begitu. Tapi pasangan hidupku tidak begitu, ia benar benar dari keluarga kaya raya, apa yang ia inginkan harus selalu ada saat itu juga, tidak mau repot repot mencari pekerjaan, mungkin untuk berkeringatpun rasanya ia tak mau. Ia suamiku.
Aku menikah dengannya 4 tahun lalu, ku kira ia akan berubah seiring berjalannya waktu, tapi perkiraanku meleset sangat jauh, kami sering mendebatkan persoalan ini beberapa malam lalu, tau apa yang ia katakana “Yaa.. baiklah, aku akan mulai mencari pekerjaan dan berhenti mengandalkan harta orang tuaku, aku melakukan ini demi kamu, istriku” manis sekali bukan yang ia katakan? Lalu, lihat 2 atau 3 bulan kedepan, ia akan berkata seperti itu lagi, jika kusinggung masalah ini.
Kau tau? Kadang aku lelah, sangat. Mungkin hubunganku akan selamanya seperti buah alpukat. Tapi aku sangat berharap seseorang menarikku dari situasi menjijikan seperti ini, dan tidak membuatku seperti alpukat.

1 comment: