DIBALIK LAYAR


Aku seorang penulis handal disini, aku mencintai sebagian karya karya ku, aku selalu mempunyai inspirasi dan imajinasi, ah.. tentu saja semua inspirasi itu datangnya dari priaku, banyak hal yang dia lakukan di dalam hidupku dan membuat aku menuangkannya dalam bentuk tulisan.-Januar Hakkiki.
            Aku berada di teras rumah, menikmati angin semilir dengan secangkir teh dan beberapa biskuit. ini menjelang senja dan aku sangat mencintai saat saat ini. bagaimana tidak, hampir di waktu seperti ini lah aku menemukan puluhan, ribuan, jutaan kata yang bisa aku jadikan paragraph. apa yang akan aku tuangkan saat ini rasanya akan sangat berpengaruh pada apa yang sebenarnya terjadi. 
           Hari itu jumat malam, singkat saja, aku bertemu pria ini karena kecintaanku pada film, demikian juga pria ini, dia memiliki beberapa film dalam bentuk CD dan berjanji akan meminjami aku. kurang lebih 5 CD aku pinjam darinya, filmnya bagus, menarik, ah memang aku mencintai dunia film, jadi bagiku film yg aku lihat ini menarik. itu lah kali pertama aku bertemu dengannya. -Terimakasih  tuhan. –Terimakasih CD
          Setelah hari itu, kemudian kami menamai diri kami sebagai "teman" . kemudian hari hari sebagai teman pun dimulai. pria ini berada jauh dari kotaku sekarang, dia tinggal di kota sebrang, namun kebetulan minggu ini dia sedang berada dikotaku. pria ini mencintai olahraga, kurasa hidupnya sehat, pria ini memintaku meluangkan sedikit waktu yang ku punya untuk menemaninya futsal , sederhana saja, aku menyetujuinya. kemudian ini lah moment  pertama kami.
          Semenjak itu, selalu ada aku dalam setiap pertandingan futsalnya. kami menikmati hari hari sebagai seorang teman. sampai suatu hari aku memberanikan diriku untuk pergi kekotanya. tentu saja bukan dengan sengaja agar bertemu dengannya, melainkan karena ada beberapa urusan disana. singkat saja, kurang lebih sepekan aku berada dikotanya. aku menikmati suasana kota itu, tentu saja tidak sendirian, pria ini ikut serta menemani aku menikmati kota ini. aku berada di tempat tinggalnya, nyaman, bersih, rapih. ya.. untuk ukuran seorang pria kamar yang ia tempati bisa dibilang bersih dan nyaman. kami masih sebagai teman saat itu.
namun aku mulai merasa lain, ada yang salah dengan perhatiannya di balik kata teman, mengingat dia memiliki seorang kekasih. namun dibalik itu, aku merasa nyaman, aku menikmati mili demi mili pelukan pria ini, aku menikmati jengkal demi jengkal perhatiannya,. sampai pada akhrinya ia berkata bahwa ia menyayangiku, ia peduli pada apa yang aku lakukan, jika saja ia single  saat itu, ia memilih untuk tidak "berpacaran" denganku, alasannya karena tidak ingin berpisah. klise memang alasan itu, namun entah mengapa, aku menyukai alasan itu. aku juga mencintainya. –Terimakasih Bandung

                Akan aku persingkat lagi. Setelah hari itu, entah apa yang sebenarnya kami jalani, kami teman, ah bukan, ini lebih, namun tidak pernah pasti. Aku menikmatinya, kurasa ia juga demikian. Sampai pada saat dimana kedua orang tua ku tidak menyetujui kedekatanku dengan pria ini, tentu saja, memangnya orang tua mana yang rela putri nya menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan? Kurasa tidak ada! Rumit. Disini sedikit rumit, aku hampir gila menghadapi ibuku sendiri yang setiap saat selalu terlihat ketus pada pria ini, dan segala tentangnya. Namun aku bertahan, hey.. aku mencintai pria ini, jelas saja aku bertahan! Pria ini juga mengganggam tanganku, membantu aku berdiri ditengah rasa lelahku. Saat itu aku merasa dia mencintaiku juga. –Terimakasih Januar
            Ini bulan kedua setelah perkenalan kami diawal. Disinilah aku mulai merasakan sakit kepala yang teramat. Bagaimana tidak, priaku sedikit berbeda, atau mungkin perasaanku saja. Entahlah. Yang kutau, priaku sedang berkutat dengan kesibukannya sebagai mahasiswa di salah satu universitas ternama dikota sebrang, aku memahami kesibukannya. Tapi terkadang, aku merasa dia terlalu sibuk, sampai menghubungiku pun dirasa sulit. Tapi bukan itu! Bukan itu yang  membuat aku sakit kepala! Ingat yang kuceritakan diawal? Tentang dia yang sudah memiliki kekasih? Yah.. inilah yang membuat aku sangat sakit di kepala. Priaku berkata bahwa ia telah berakhir dengan wanita itu. Entah siapa namanya, aku lupa! Tapi ternyata itu semata hanya untuk menyenangkan aku saja! Ah pria.. apa semuanya palsu?

            Aku dibohongi, entah berapa lama. Tapi aku mencintainya, sangat. Ingat sebuah lagu yang di bawakan oleh Rihana dan Eminem? “Love the way you lie” yah.. aku mencintainya meskipun ia berbohong. Aku tetap mencintainya. Aku mencba membutakan mataku, membuat telingaku tuli untuk keadaan dan kenyataan yang tak ingin aku nikmati.

            Akan lebih aku persingkat. Kami berpisah. Entah berpisah dalam hal apa. Entah apa yang kami jalani selama ini, cinta? Ah bukan.. pertemanan, hmm klise.. lalu apa? Entahlah.. kami sesaat, namun ku rasa ini akan menjadi selamanya.
            Kini, hanya tinggal aku dan bayangannya saja. Di hariku, aku merasa dia jauh, sangat jauh. Hey.. kuberitahu kalian, aku menuangkan apa yang aku rasakan kali ini bukan dengan rasa sedih haru biru. Aku sedang mendengarkan music yang cukup bahagia. Aku bahagia? Ah terkadang. Kadang aku bahagia dia pergi, karena aku tidak lagi merasakan sakit kepala hampir tiap malam, aku juga tidak perlu bersitegang dengan ibuku, aku juga tidak perlu lagi memutar otakku dan mencari cara agar bisa bertemu dengannya. Hanya saja, aku terkadang merindukannya. Aku rindu pada mili demi mili dari dirinya. Aku merindukan semuanya.
            Ini lah kenyataan. Inilah yang aku jalani, inilah apa yang aku pijak dan inilah di balik layar. Mungkin beberapa diantara kalian akan bingung dengan judul “dibalik layar” dan apa maksudnya. Tapi kurasa, kalian semua cerdas dan  bisa mengartikan maksud dari judul dan apa yang aku tulis ini.

“Just Gonna Stand There And Hear Me Cry.
Well.. that’s alright because I LOVE THE WAY YOU LIE”

No comments:

Post a Comment