WAKTU


      Dia menamainya “waktu” , sesuatu yang sangat penting bagi semua orang. Waktu .. waktulah yang mempertemukan aku – kamu, waktulah yang membuat orang menemui tuhan, dan sampai pada akhirnya waktu jugalah yang berperan penting dalam perpisahan aku- kamu. Ini hanya masalah waktu.

            Kemudian dari waktu ke waktu, aku mulai lelah bertengkar dengan egoku, dan dari waktu ke waktu jugalah, aku lelah menunggumu. “mungkin ini bukan waktu yang tepat” kemudian aku meminta waktu lagi, agar aku bisa terus menunggumu, menghabiskan waktu yang aku miliki dengan menunggumu.

            Sederhana saja, postingan ini hanya berkisah tentang aku dan kekasihku yang terpisah oleh waktu. Aku marah pada waktu? Oh tentu saja tidak. Aku berterimakasih pada waktu, karena waktulah yang membuat aku bertemu dengannya dulu, waktu jugalah yang membuat hari hariku indah dulu, dan waktulah yang sekarang membuat aku menunggunya untuk kembali. Di waktu yang mana ia akan kembali? Entahlah... biar waktu yang menjawabnya sendiri.
           
            Apa yang aku lakukan dalam waktu menunggunya? Banyak hal. Aku melakukan semua hal seperti biasanya, hidupku terus berjalan seiring waktu,  hanya saja, waktuku kini terasa kosong. Entahlah, kurasa mungkin karena aku terbiasa mengisi waktuku dengannya dulu. Banyak hal kecil yang sering aku lakukan dengannya dulu, menghabiskan waktu dengan bercanda melalui telepon misalnya, atau meluangkan waktuku untuk beberapa kegiatannya. Banyak.. terlalu banyak waktu yang aku gunakan untuk bersamanya. Walau itu adalah hal kecil.

            Aku seorang muslim, aku bertemu tuhanku dalam jarak 5 waktu. Kemudian apa yang aku lakukan? aku meminta perpanjangan waktu, yah.. perpanjangan waktu, untuk bisa terus melihat dan mengetahui keadaanmu, hidupmu, bahagiamu. Aku tidak munafik, aku sering menangis untuknya dalam 5 waktuku itu, meminta tuhan mengembalikan ia padaku, aku juga sering meminta tuhan untuk menunjukan penyesalannya padaku, yah itupun jika dia menyesal. Namun aku juga tidak berhenti meminta tuhan untuk membuat hidupnya bahagia, walau bukan denganku.

            Kini waktu dirasa sangat lama. Waktuku terus merosot, waktuku terus berkurang. Aku tidak tau berapa lama lagi aku akan bertahan dalam waktu yang seharusnya aku gunakan untuk melupakannya. Aku belum mau menggunakan waktuku untuk melupakannya. Aku mencintainya. Ah ini berlebihan kurasa. Tapi memang inilah keadaan nyatanya.

            Hari ini adalah waktu yang seharusnya aku bagi denganya, waktu dimana aku seharusnya menyuarakan bahagiaku kepadanya. Namun apa daya. Kini hanya da aku dan waktu yang telah berlalu. Boleh aku mengulangnya? Tuhan masih belum menjawab pertanyaan ku itu. Santai saja.. aku masih akan menggunakan waktuku untuk menungu semuanya, semua jawaban atas semua pertanyaan ku pada tuhan.


“Aku mungkin akan menyesal karena
membuang separuh waktu yang aku miliki
Untuk menunggu makhluk sepertimu.
Namun tak mengapa, aku mencintaimu
Meski itu menghabiskan seluruh waktuku”




                                                                                                      
READ MORE - WAKTU

I’ll Be There

          Tuhan menciptakan makhluknya berpasang-pasangan, sama seperti sepasang kaka beradik ini. Meraka hidup dari keluarga yang sederhana namun berlimpah kebahagiaan. Namun sayang, tuhan memisahkan kaka beradik ini dengan kedua orang tuanya, mereka meninggal saat melakukan perjalanan dinas di kota sebrang.
          Kini mereka tinggal disebuah rumah di kawasan kota,  bersama teman dekat dari ayah mereka. Rio adalah seorang kaka yang baik, ia hampir rela melakukan apasaja agar adiknya Maudi merasa nyaman dan senang.
          Rio yang duduk di bangku SMA ini setiap hari selalu berada tepat di gerbang sekolah dasar untuk menjemput adiknya sepulang sekolah. Mereka berjalan berdua bergandengan, terlihat sangat akur dan ceria, Maudi selalu mempunyai jutaan kata yang di ucapkan melalui cerita, ia menceritakan hampir semua kejadian hari ini pada Rio, dengan sabar Rio mendengarkan dan menanggapi ceritaan adiknya ini, dan sebisa mungkin jawaban dan tanggapan nya harus bisa membuat adiknya tersenyum. Karena hanya itu yang saat ini membuat Rio merasa ia melihat senyum ibunya.
          Ini waktu makan malam, mereka berkumpul bersama kedua orang tua angkat mereka, berada dalam satu kehangatan dan memang terlihat sangat sempurna. Rani dan Fikry adalah kerabat dekat yang dengan senang hati mau mengurus semua keperluan kaka beradik ini.
Rani menyodorkan sebuah kotak kecil kepada Rio dan Maudi, sebuah ponsel untuk mereka berkomunikasi satu sama lain,  dan berpesan agar ponsel itu digunakan sebaik mungkin.
          Satu bulan sudah kaka beradik ini menjalani hidup barunya bersama keluarga baru pula. Ini adalah minggu ketiga di bulan ke sepuluh, dan hari ini adalah hari penting. Perusahaan tempat Fikry dan Rani bekerja memenangkan sebuah saham yang terbilang cukup besar. Dan mengharuskan kedua orang ini meninggalkan kota untuk beberapa bulan. Setelah perundingan panjang, akhirnya kaka beradik ini setuju dan membiarkan orang tua angkatnya berada jauh dari meraka, namun mereka tak luput dari pengawasan, akan ada seorang pembantu yang mengurusi semua keperluan mereka.Satu minggu sudah Rani dan Fikry berada jauh dari kota ini.
          Suatu sore seperti biasa, Rio menjemput Maudi, namun kini tak ada celoteh kecil yang ia dengan dari adiknya. Rio menghentikan langkahnya dan memposisikan tubuhnya agar sejajar dengan adiknya, kemudian menanyakan apa yang terjadi. Benar saja, Maudi memeluk kaka nya lalu menangis tersedu dengan sedikit terbata ia berkata bahwa sekolahnya akan mengadakan pentas seni dan mengharuskan kedatangan orang tuanya, namun keadaannya adalah ia seorang yatim piatu. Rio hanya tersenyum seraya menenangkan adik perempuannya itu. “Aku akan berada disana. Aku adalah kaka sekaligus orang tua yang akan menjagamu, menemanimu, bersamamu kapanpun kau butuh aku” mendengar itu, adik cantiknya itu mengembangkan kembali senyuman yang sedari tadi bersembunyi dibalik air mata.
          Dimulai dari hari itu, Rio selalu mengusahakan dirinya untuk selalu ada dikala Maudi benar benar membutuhkannya. Seperti saat ketika Maudi terjatuh dari sepeda dan lutunya berdarah, saat itu Rio sedang berada dalam pelajaran yang akan di UN kan, namun ketika Maudi menghubunginya, ia bergegas meminta izin tentu saja dengan sedikit berbohong, dan secepat mungkin berada di sekolah adiknya itu. Mendapati Maudi tidak terluka terlalu parah, Rio hanya tersenyum dan mengelus kepala adiknya penuh kasih. “Aku hanya ingin melihat kakaku, bukan obat yang menyembuhkan luka seperti ini, bagiku, melihat seorang yangaku sayangi akan menyembuhkan lebih dari sekedar obat” ucap Maudi yang entah dari mana merangkai kata seperti itu, Rio mengangguk tanda mengerti dan menutup luka pada lutut itu dengan plaster.
          Rio selalu mengorbankan semua kepentingannya, semata hanya untu adiknya, karena hanya adiknya lah yang ia miliki saat ini. Ketika kesulitan menjerat, Rio bagai pahlawan dihidup Maudi.
          Saat ini Muadi sangat membutuhkan kehadiran kakanya itu, karena ia sedang mengikuti lomba puisi antar provinsi, namun sayang, kerangka puisinya tertinggal di rumah, dengan cepat Maudi menghubungi kakanya dan memintanya mengambilkan kerangka puisi itu. Tanpa pikir panjang, Rio yang sedang menghadapi ujian praktek pun meninggalkan kewajibannya dan memenuhi permintaan adiknya. Rio memacu cepat kendaraannya, “Agar cepat sampai” pikirnya.  Setelah mendapatkan kerangka puisi itu Rio mengirimi adiknya sebuah pesan singkat “I got it, wait! I’ll be there!” Maudi senang mendapat pesan itu, karena itu artinya ia bisa mengikuti lomba yang cukup bergengsi ini.
          Satu jam sudah Maudi menunggu, namun kakanya belum juga datang, hingga tiba giliran Maudi untuk memapresiasikan puisi karyanya. Apa boleh buat, Maudi mundur dan berkata ia lupa membawa puisi buatannya. Maudi marah, kesal, mengapa kali ini kakanya tidak ada saat ia butuh, tidak seperti beberapa waktu lalu.
Maudi pulang dengan rasa marah dan berniat akan memarahi kakanya ketika bertemu dirumah nanti. Namun apa yang Maudi dapati bukanlah hal yang ia harapkan. Rio meninggal dunia dalam sebuah kecelakan ketika menuju tempat lomba adiknya.
          Kini kaka yang menjadi pahlawannya telah tertidur untuk selamanya, Maudi hanya mampu menangisi setiap cerita dan gambaran yang melintasi kepalanya. Dimana Rio lah yang selalu ada, dan hanya Rio lah kaka yang selalu menjadi kekuatannya dalam semua hal.
“Whenever you need me, I’ll be there” itulah Rio.
READ MORE - I’ll Be There

DIBALIK LAYAR


Aku seorang penulis handal disini, aku mencintai sebagian karya karya ku, aku selalu mempunyai inspirasi dan imajinasi, ah.. tentu saja semua inspirasi itu datangnya dari priaku, banyak hal yang dia lakukan di dalam hidupku dan membuat aku menuangkannya dalam bentuk tulisan.-Januar Hakkiki.
            Aku berada di teras rumah, menikmati angin semilir dengan secangkir teh dan beberapa biskuit. ini menjelang senja dan aku sangat mencintai saat saat ini. bagaimana tidak, hampir di waktu seperti ini lah aku menemukan puluhan, ribuan, jutaan kata yang bisa aku jadikan paragraph. apa yang akan aku tuangkan saat ini rasanya akan sangat berpengaruh pada apa yang sebenarnya terjadi. 
           Hari itu jumat malam, singkat saja, aku bertemu pria ini karena kecintaanku pada film, demikian juga pria ini, dia memiliki beberapa film dalam bentuk CD dan berjanji akan meminjami aku. kurang lebih 5 CD aku pinjam darinya, filmnya bagus, menarik, ah memang aku mencintai dunia film, jadi bagiku film yg aku lihat ini menarik. itu lah kali pertama aku bertemu dengannya. -Terimakasih  tuhan. –Terimakasih CD
          Setelah hari itu, kemudian kami menamai diri kami sebagai "teman" . kemudian hari hari sebagai teman pun dimulai. pria ini berada jauh dari kotaku sekarang, dia tinggal di kota sebrang, namun kebetulan minggu ini dia sedang berada dikotaku. pria ini mencintai olahraga, kurasa hidupnya sehat, pria ini memintaku meluangkan sedikit waktu yang ku punya untuk menemaninya futsal , sederhana saja, aku menyetujuinya. kemudian ini lah moment  pertama kami.
          Semenjak itu, selalu ada aku dalam setiap pertandingan futsalnya. kami menikmati hari hari sebagai seorang teman. sampai suatu hari aku memberanikan diriku untuk pergi kekotanya. tentu saja bukan dengan sengaja agar bertemu dengannya, melainkan karena ada beberapa urusan disana. singkat saja, kurang lebih sepekan aku berada dikotanya. aku menikmati suasana kota itu, tentu saja tidak sendirian, pria ini ikut serta menemani aku menikmati kota ini. aku berada di tempat tinggalnya, nyaman, bersih, rapih. ya.. untuk ukuran seorang pria kamar yang ia tempati bisa dibilang bersih dan nyaman. kami masih sebagai teman saat itu.
namun aku mulai merasa lain, ada yang salah dengan perhatiannya di balik kata teman, mengingat dia memiliki seorang kekasih. namun dibalik itu, aku merasa nyaman, aku menikmati mili demi mili pelukan pria ini, aku menikmati jengkal demi jengkal perhatiannya,. sampai pada akhrinya ia berkata bahwa ia menyayangiku, ia peduli pada apa yang aku lakukan, jika saja ia single  saat itu, ia memilih untuk tidak "berpacaran" denganku, alasannya karena tidak ingin berpisah. klise memang alasan itu, namun entah mengapa, aku menyukai alasan itu. aku juga mencintainya. –Terimakasih Bandung

                Akan aku persingkat lagi. Setelah hari itu, entah apa yang sebenarnya kami jalani, kami teman, ah bukan, ini lebih, namun tidak pernah pasti. Aku menikmatinya, kurasa ia juga demikian. Sampai pada saat dimana kedua orang tua ku tidak menyetujui kedekatanku dengan pria ini, tentu saja, memangnya orang tua mana yang rela putri nya menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan? Kurasa tidak ada! Rumit. Disini sedikit rumit, aku hampir gila menghadapi ibuku sendiri yang setiap saat selalu terlihat ketus pada pria ini, dan segala tentangnya. Namun aku bertahan, hey.. aku mencintai pria ini, jelas saja aku bertahan! Pria ini juga mengganggam tanganku, membantu aku berdiri ditengah rasa lelahku. Saat itu aku merasa dia mencintaiku juga. –Terimakasih Januar
            Ini bulan kedua setelah perkenalan kami diawal. Disinilah aku mulai merasakan sakit kepala yang teramat. Bagaimana tidak, priaku sedikit berbeda, atau mungkin perasaanku saja. Entahlah. Yang kutau, priaku sedang berkutat dengan kesibukannya sebagai mahasiswa di salah satu universitas ternama dikota sebrang, aku memahami kesibukannya. Tapi terkadang, aku merasa dia terlalu sibuk, sampai menghubungiku pun dirasa sulit. Tapi bukan itu! Bukan itu yang  membuat aku sakit kepala! Ingat yang kuceritakan diawal? Tentang dia yang sudah memiliki kekasih? Yah.. inilah yang membuat aku sangat sakit di kepala. Priaku berkata bahwa ia telah berakhir dengan wanita itu. Entah siapa namanya, aku lupa! Tapi ternyata itu semata hanya untuk menyenangkan aku saja! Ah pria.. apa semuanya palsu?

            Aku dibohongi, entah berapa lama. Tapi aku mencintainya, sangat. Ingat sebuah lagu yang di bawakan oleh Rihana dan Eminem? “Love the way you lie” yah.. aku mencintainya meskipun ia berbohong. Aku tetap mencintainya. Aku mencba membutakan mataku, membuat telingaku tuli untuk keadaan dan kenyataan yang tak ingin aku nikmati.

            Akan lebih aku persingkat. Kami berpisah. Entah berpisah dalam hal apa. Entah apa yang kami jalani selama ini, cinta? Ah bukan.. pertemanan, hmm klise.. lalu apa? Entahlah.. kami sesaat, namun ku rasa ini akan menjadi selamanya.
            Kini, hanya tinggal aku dan bayangannya saja. Di hariku, aku merasa dia jauh, sangat jauh. Hey.. kuberitahu kalian, aku menuangkan apa yang aku rasakan kali ini bukan dengan rasa sedih haru biru. Aku sedang mendengarkan music yang cukup bahagia. Aku bahagia? Ah terkadang. Kadang aku bahagia dia pergi, karena aku tidak lagi merasakan sakit kepala hampir tiap malam, aku juga tidak perlu bersitegang dengan ibuku, aku juga tidak perlu lagi memutar otakku dan mencari cara agar bisa bertemu dengannya. Hanya saja, aku terkadang merindukannya. Aku rindu pada mili demi mili dari dirinya. Aku merindukan semuanya.
            Ini lah kenyataan. Inilah yang aku jalani, inilah apa yang aku pijak dan inilah di balik layar. Mungkin beberapa diantara kalian akan bingung dengan judul “dibalik layar” dan apa maksudnya. Tapi kurasa, kalian semua cerdas dan  bisa mengartikan maksud dari judul dan apa yang aku tulis ini.

“Just Gonna Stand There And Hear Me Cry.
Well.. that’s alright because I LOVE THE WAY YOU LIE”
READ MORE - DIBALIK LAYAR