The Valley Bistro Cafe

"Kami akan segera menikah" katanya sambil melangkah menjauhiku...


********

 The Valley Bistro Cafe - Bandung, menjadi tempat favorite aku dan kekasihku ..
meskipun kami terpisah jarak, namun aku selalu menyempatkan diri untuk menemui kekasihku yang berada di kota kembang..seperti saat ini..


Ini weekend kedua di bulan 12 di tahun ke 4 hubungan kami.. 4 tahun menjalin hubungan dengan jarak yang lumayan, ditambah waktu bertemu yang tidak pernah tentu, bukan berarti hubungan kami mulus-mulus saja

layaknya jalanan yang belum diaspal, penuh lubang dan kerikil..

kami sudah banyak menikmati asam garam kehidupan..

aku sedang dalam perjalanan dari ibu kota menuju kota kembang, dengan cincin pernikahan yang kupersiapkan untuk kejutan nanti malam..

apalagi yang dinanti? aku seorang pria mapan, mempunyai pengasilan tetap.. begitupun dengan kekasihku, dia wanita karier yang sangat cerdas dengan pengasilan tetap..

aku tak mau menunggu terlalu lama dan lama lagi untuk menikahi wanitaku...

cincin bermatakan permata yang sangat elegant dengan emas putih yang sangat cantik, "ia pasti menyukainya" pikirku

aku sudah melayangkan pikirannku, betapa bahagia dan beruntungnya aku akan menikahi wanita yang sudah 4 tahun bersamaku dan mencintai ku...

handphone ku terus berdering, kekasihku sudah berada ditempat biasanya kami bertemu..

kami, sengaja bertemu secara terpisah begini..
aku berniat untuk memberinya kejutan dangan cincin ini..

kupacu kendaraan roda 4 ku dengan lumayan cepat, tak sabar ingin segera melamarnya..

"bahagia sudah didepan mata"  celoteh hatiku..

pukul 19.00 aku sampai di tempat tujuan..

wanitaku sudah menunggu cukup lama,

"maaf sayang .. yaa.. kau taulah.. macet" ucapku menutupi keterlambatannku,

"oh tak apa sayang, aku juga belum lama" katanya sambil melihat jam ditangan..

padahal aku tau, wanitaku sudah setengah jam menungguku..

segera ku pesan hot cappucino untuk menghangatkan suasanya yang kurasa sedikit dingin..

"aku ada banyak hal yang perlu disampaikan" wanitaku membuka suara..

 "begitupun denganku" kataku sambil tersenyum  "kamu sakit sayang? malam ini kau tak seperti biasanya" sambungku merasa ada yang salah dengan wanitaku..

"ahh, tidak... hmm.. aku punya sesuatu untukmu, sebelumnya aku minta maaf, bukan maksudku melukaimu, aku sungguh mencintaimu, tapi.... maaf " belum selesai ia bicara, tangan kanannya menyerahkan  sesuatu berbentuk persegi berwarna maroon..

bagai tersambar petir, aku rasanya ingin mati saat itu juga..

kartu undangan pernikahan "Dellina dan William", undangan itu mencetak nama wanitaku, calon istriku..

akan menikah dengan orang lain..

William.. sahabat karibku... sahabat terbaiku.. sahabat.. aahh.. dia sahabatku..


"Kami akan segera menikah" katanya sambil melangkah menjauhiku...

aku, masih tertegun memandangi kartu undangan yang seolah meledekku..

masih tidak menyangka semua ini terjadi begitu nyata..

apa artinya 4 tahun bersama, jika ternyata aku hidup dalam pengkhianatan?

kehilangan yang amat, kesedihan yang sangat..

bagaimana bisa, kekasihku dan sahabatku bersekongkol untuk membunuhku..

aku yang  begitu bodoh, atau mereka yang pandai bersandiwara..

gontai langkahku keluar dari tempat ini..

gelap, semua terasa gelap..

rasanya aku akan membenci tempat ini..
 
aku ingin mati, sekarang!

pedih, sepertinya hatiku sedang diiris menjadi dadu dadu kecil.

samar kulihat masa depan yang rupanya fana..

melempar diri di jok belakang...

aku lelah...
READ MORE - The Valley Bistro Cafe

Keyakinan


“Tuhan ciptakan mereka begitu sempurna..Diberi hati dan jiwa..Sedang aku? Hanya segumpal darah hitam membeku atau sekrat daging yang mulai membusuk..Potongan jasadku telah dipenuhi beribu belatung, dan disalib ditiang tiang neraka..aku bukan calon nabi akhir zaman, atau ruh yang bertahta di kerajaan tuhan..Aku , hanya pantas di neraka”


Agama.... banyak manusia yang sama sepertiku bingung mengenai agama yang ku peluk..

mereka mengira aku nasrani, mereka mengira aku seorang muslim..

aku? entahlah... mungkin aku seorang yang tidak punya agama..

menyedihkan... tapi, aku meyakini tuhan pencipta alam semesta ini ada dan nyata,

yaa.. meski tak terlihat "bentuk" nya

Agama, kurasa itu adalah pedoman hidup..

tapi, apa gunanya? diluaran sana, banyak sekali manusia yang mengaku mempunyai "agama" tapi tidak memahami isi dan aturan agama itu sendiri..

tidak sedikit mereka yang mengaku memahami agama, tapi hanya melakukan "sesuatu-yang-menguntungkan-diri-sendiri" saja, seperti yang telah diajarkan agama mereka..

lihat aku? rasanya lebih tolol dari mereka mereka tadi..

aku seorang nasrani? atau muslim? mungkinkah hindu, budha? entahlah..

yang jelas, aku meyakini bahwa tuhanku satu, dan itu nyata..

pencipta alam semesta, pemilik segala hal didunia...

aku? mungkin berdosa karena tidak memiliki agama yang benar-benar kupeluk...

tapi, sudahlah..

jika aku mati nanti.. itu akan menjadi perbincangannku dengan malaikat maut...
READ MORE - Keyakinan

Bara Api

Aku butiran salju yang diciptakan tuhan untuk mencintai sebangsaku..


namun, aku memungkiri takdirku..


suatu malam, salju mengguyur kota ini,


akulah butiran salju yang menumpuk diranting ranting pohonan, atau bahkan atap rumah bahkan sampai menutupi jalanan..

akulah butiran salju, yang membuat beku kaca jendela...

namun, pada kaca jendela rumah tua itu, aku menemukan bara api..

begitu merah, dan hangat..

aku sadar aku akan mati jika terus menumpuk di kaca ini..

aku tak peduli, aku rela mati mencair, asal aku bisa menatap bara apiku itu lekat sebelum benar benar mencair..
READ MORE - Bara Api

Jerit Kehilangan

Manusia terlahir dengan banyak rasa yang diberikan tuhan..

sedih.., marah.., kecewa.., bahagia.., bahkan kehilangan..

bagiku, kehilangan termasuk kedalam sebuah "rasa", dimana itu adalah rasa yang paling tidak menyenangkan...

kehilangan, bagiku berada di atas rasa sedih..

dari ujung kota ini, aku mendengar "kehilangan" yang lumayan memekakan telinga..

setelah kunikmati jerit kehilangan itu, aku sadar..

suara kehilangan itu bukan dari ujung kota..

namun, bathin jiwaku..

ironis,

aku menikmati kehilanganku sendiri..

kehilangan banyak hal..

aku hampir gila menikmatinya sendirian..

dimana setiap malam, aku harus mendengar kehilangan meronta mencari rindu..

dimana setiap senja, aku harus mendengar kehilangan tersedu menginginkan rindu..

rindu yang entah dimana, rindu yang entah pada siapa..

READ MORE - Jerit Kehilangan

Modernisasi? pikir lagi

Aku hidup dizaman modern, bertemu orang orang modern, mengenal banyak hal yang bagi sebagian orang justru sangat "modern"..

aku hidup dikalangan orang "modern", tapi tidak sedikit rasa jenuh yang aku rasakan disekitar sini..

lihat saja, kota ini begitu padat, langitnya abu-abu, angin nya panas, udara penuh debu..
bosan..

aku bukan tidak menyukai modernisasi, hanya saja aku merindukan udara bersih, angin semilir, hamparan rumput hijau membentang di depan mata..

pernahkah kalian merindukan hal yang sama denganku?

ini hanya tentang kerinduanku akan kampung halamanku...

disana, diujung kota ini..
ada sebuah desa yang benar benar "desa", orang orang sekitar yang tidak sedikit masih menggunakan pakaian khas nya..

disana, diujung kota ini..
ada sebuah desa yang udara masih sangat sejuk, masih sangat asri..

desaku.. ya..

tempat dimana aku menemukan ketenangan, tempat dimana aku menemukan siapa aku ..

modern memang perlu, mungkin..

tapi kurasa, aku lebih menyukai desaku tanpa tersentuh orang orang modern..
READ MORE - Modernisasi? pikir lagi