MILLI

Gadis kecil itu terduduk kaku melekatkan pandangan nya pada butir butir air hujan yang membasahi jendela kamarnya.
Terlintas masalalu dimana kedua orang tuanya masih hidup. Kini gadis kecil bernama Milli itu berada ditempat yang mereka sebut “Panti asuhan” .
Milli sendiri dikamar itu, semua gelap, hanya cahaya dari luar jendela yang menerangi tempat Milli duduk. Dalam hati Milli berbisik pada tuhan “Tuhan.. mengapa tak kau ambil juga nyawaku.. agar bisa bersama ayah dan ibu” kemudian Milli menangis.
Milli merindukan orang tuanya, ayah dan ibunya meninggal dalam sebuah kecelakaan 8 April lalu.. Milli yang berusia 5 tahun wajar jika merindukan kasih sayang dari seorang ibu, sedangkan “disini” Milli tidak mendapatkannya, para suster selalu kewalahan mengurusi anak anak seusia Miili yang lainnya, sementara Milli, selalu senang berbincang halus dengan Tuhan, karena Milli percaya bahwa hanya Tuhanlah yang selalu menyayanginya setelah orang tuanya meninggal.

Hari..Bulan..Tahun.. sudah terlewati, Milli beranjak dewasa, Milli selalu berharap seseorang datang dan mengadopsinya. Milli anak yang baik, pendiam dan cantik, Kulit putih mulusnya terlihat serasi dengan rambut semi coklat yang ia miliki, matanya yang sayu dan wajahnya yang selalu terlihat tenang menambah pesona kecantikan Milli, senyumanya tak pernah ia lepaskan walau sejenak.
Sore itu masih sama seperti sore sebelumnya, hujan.. dan lagi lagi Milli terduduk kaku menatap hujan, entah apa yang Milli pikirkan. Tak lama setelah itu Milli beranjak menemui suster kepala.. “Izinkan aku ke gereja suster” pintanya lembut.. suster kepala hanya tersenyum dan mengangguk mengiyakan keinginan Milli. Lalu Milli bergegas memakai mantel tebal dan menjauh meninggalkan panti. Letak gereja memang tidak terlalu jauh sehingga Milli tak perlu pendamping.
Kemudian Milli duduk di bangku paling depan sambil memejamkan matanya dan berkata “Tuhan.. aku menginginkan kasih sayang seorang ibu, kirimkalah malaikat pelindungku” kemudian Milli berjalan perlahan keluar dari gereja tua itu..
“Apa yang Milli lakukan di gereja?” tanya suster Mia saat melihat Milli dari arah gereja..
“Milli meminta Tuhan mengirimkan seorang ibu untuk Milli, Milli ingin bicara langsung pada tuhan, Jadi Milli ke gereja” Ucap Milli sambil melepas mantelnya. Mendengar itu suster Mia tersenyum sambil menuntun Milli kekamarnya dan membawakan beberapa biskuit coklat dan susu hangat..Sore itu berakhir dengan segelas susu hangat.
Hari itu hujan tak henti membasahi kota, hingga malam ini ketika semua anak terlelap dan di buai mimpi, Milli dibangunkan oleh suara petir. Milli bangun dan mengambil kalung salib yang ia simpan di dalam laci, itu adalah kalung milik almarhum ibunya, kemudian Milli memejamkan kedua matanya sambil menggenggam kalung itu seraya berdoa “Tuhan.. Milli tidak akan berhenti meminta pada-Mu untuk mengirimkan seorang ibu untuk Milli, Milli hanya merindukan kasih dan belai lembut seorang ibu” lalu Milli kembali tidur.

Ini adalah natal pagi, semua anak telah bersiap untuk menyambut orang tua yang akan mengadopsi anak di panti itu. Anak anak tampil sangat mengesankan dan sangat lucu pagi itu, usia mereka tidak jauh berbeda dengan Milli.
Semua anak berada di ruang tamu, tapi tidak dengan Milli. “Dimana Milli?” tanya Letty pada suster Mia.. mendengar itu suster Mia dan yang lainnya baru menyadari bahwa Milli tidak berada ditengah tengah mereka. “Akan kucari Milli” ucap Hanna dengan senyum lembut sambil berjalan menuju kamar Milli.
Milli masih tidur pulas dengan kalung saling yang tergeletak disampingnya, melihat Milli yang begitu pulas tertidur, Hanna mengurungkan niatnya untuk membangunkan Milli, lalu Hanna keluar dan meninggalkan Milli dengan mimpinya..
“Milli masih tidur suster, Aku tidak mau mengganggunya” ucap Hanna pada suster Mia.. suster Hanya melempar senyum pada Hanna tanda ia mengerti.

Waktu sudah menunjukan pukul 08.00, terdengar seseorang membunyikan bel pintu, dan itu adalah keluarga Burgham yang akan mengadopsi salau satu anak di panti. Setelah dipersilahkan masuk dan berbincang lama dengan suster Mia, kemudian keluarga Burgham di persilahkan keruang tamu untuk
“Memilih” anak anak yang akan mereka adopsi, semua anak terlihat sangat gembira mengingat keluarga ini akan mengadopsi salah satu dari mereka.
Kemudian Katty Burgham menghampiri Dominic, anak laki-laki berusia 5 tahun dengan wajah tampan dan matanya yang biru membuat Dom terlihat semakin menarik. “Hallo.. siapa namamu nak?” Tanya Katty sambil membungkuk agar posisinya sama dengan Dom. “Dominic” Jawab Dom tenang lalu tersenyum. Namun setelah berkenalan dangan semua anak Katty berkata pelan pada suaminya bahwa tisak seorangpun dari anak anak manis itu membuat Katty ingin membawanya pulang, “Maaf suster.. rasanya hari ini saya membatalkan untuk mengadopsi salah satu dari mereka” ucap Katty berbisik pada suster Mia, dan mengajak Nico suaminya untuk segera meninggalkan panti.
“Tunggu nyonya..anda harus bertemu dengan Milli” cegah suster Mia,”Mari, saya antarkan anda ke kamarnya, kebetulan gadis ini belum bangun” sambung suster Mia sambil mengajak Katty mendekati kamar Milli. “Silahkan” ucap suster Mia mempersilahkan Katty masuk, kemudian pintu kamar berwarna krem itu terbuka perlahan dan Katty memperhatikan sekeliling kamar, begitu rapih, dan bersih, lalu matanya tertuju pada ranjang putih yang terletak di sudut kamar “Inikah gadis yang bernama Milli?” tanya nya pada suster mia, dan suster Mia hanya tersenyum mengiyakan pertanyaan Katty.
Katyy menatap lekat pada Milli yang sedang tertidur,merasa ada yang memperhatikan, Milli pun membukan matanya perlahan dan tersenyum. “Hallo.. Milli.. mulai kini panggil aku ibu” ucap Katty sambil menggenggam tangan kecil Milli, kali ini Milli tidak berbicara apa apa, hanya saja terus tersenyum kemudian memeluk Katty.
Semua urusan telah selesai, kini saatnya Milli berpamitan pada yang lainnya, Milli memeluk semua temanya dan juga para suster, tak lupa Milli berterimakasih pada suster kepala yang telah merawatnya selama ini. Beberapa kata terakhir dari Milli sebelum meninggalkan panti “Jangan pernah berhenti berharap dan yakin lah Tuhan akan mengabulkan setiap permintaan kita, Selamat Natal lalu Milli tersenyum dan menghilang di balik pintu.
Dalam perjalanan pulang, Milli memohon pada Nico ayahnya untuk berhenti di salah satu gereja yang akan dilewati nanti. Dan Nico pun mengiyakan permintaan Milli, setelah 40KM dari panti akhirnya mereka berhenti di sebuah gereja tua di kota, “Kita sudah sampai sayang, apa yang akan Milli lakukan?” Tanya Nico memandang Milli penuh kasih. Lalu milli tersenyum dan berkata “Milli ingin berterimakasih pada Tuhan yang telah mengirimkan orang tua seperti kalian” akhirnya Milli dan orang tua barunya memasuki gereja dan berdoa bersama, dalam hati Milli berucap
“Puji Tuhan.. karena telah mengabulkan permohonanku, ini kado natal terindahku, kuharap ayah dan ibu disurga mendapat ketenangan” Lalu Milli membuka kedua matanya tanda ia menyudahi doanya dan tersenyum pada sepasang suami istri yang kini menjadi orang tuanya..

No comments:

Post a Comment