Minggu ke dua puluh delapan di langit Bogor..
Hujan mengingatkan aku pada pertemuan kita yang selalu terjadi sebelum pelangi..
Aku masih menunggumu dari balik kaca jendela yang mengembun, duduk bersila dengan selimut tebal berwarna coklat..
Jam dinding terus saja meneriakiku ..
Sesekali aku melirik pada jarum jam, memastikan detik itu tidak berputar kekiri..
"Apa dikotamu juga sedang hujan?" Tanyaku dalam hati, berharap seseorang disudut kota kembang bisa mendengarku..
Aku masih menunggumu dari balik kaca jendela yang semakin mengembun..
Berharap kau ada didepanku, meluruhkan segala rinduku yang membeku..Bertahun tahun..
Tetes hujan semakin deras, sederas hujan pada kedua mataku..
Ada hangat yang menyelusup pada rongga hati..
Berharap itu hangat pelukmu..
Berharap itu adalah hangat kecupmu..
"Aku merindukanmu" teriakku dari balik kaca ini..
Aku mencintaimu seperti aku mencintai hujan dikotaku..
Aku mencintaimu seperti aku mencintai dingin kotaku..
Aku mencintaimu meski kau kini hanya setungku abu..